Kadang, hal besar justru berawal dari sesuatu yang sederhana. Begitu pula pengalaman saya bersama anak-anak kelas 5. Hanya berbekal bunga telang yang tumbuh di sekitar sekolah, kami belajar, bereksperimen, dan akhirnya melangkah sampai ke sebuah festival kebanggaan.
Awalnya Hanya Sebuah Ide
Dalam salah satu kegiatan pembelajaran, saya mengajak anak-anak untuk mencoba membuat produk sederhana yang bermanfaat dari lingkungan sekitar. Ketika melihat bunga telang berwarna biru keunguan, muncul ide untuk mengolahnya menjadi sirup segar.
Anak-anak sangat antusias. Mereka belajar bagaimana cara meracik, menghitung takaran gula, menuliskan prosedur, hingga mendesain kemasan sederhana. Yang paling menarik, mereka saling bekerja sama dan bangga ketika sirup buatan sendiri berhasil jadi dan bisa dinikmati bersama.
Dari Kelas ke Festival
Tak disangka, karya anak-anak berupa sirup bunga telang terpilih untuk tampil di Festival Gandrung Mulasara. Anak-anak yang semula hanya bereksperimen di kelas, kini bisa merasakan bagaimana karya mereka diapresiasi di panggung yang lebih luas.
Mata mereka berbinar penuh semangat. Bagi saya, momen itu jauh lebih berharga daripada sekadar hasil belajar. Mereka merasakan sendiri bahwa karya mereka punya nilai dan diterima oleh masyarakat.
Menulis Praktik Baik
Setelah pengalaman itu, saya terdorong untuk tidak berhenti di kelas ataupun festival. Saya menuliskan perjalanan ini dalam sebuah naskah best Praktice berjudul “Dari Telang ke Festival” dan mengirimkannya ke ajang 1000 Guru dan Tenaga Kependidikan Menulis Praktik Baik.
Syukurlah, tulisan itu lolos kurasi! Rasanya campur aduk antara bahagia, terharu, dan bangga. Saya semakin yakin bahwa pengalaman mengajar yang sederhana pun bisa menjadi inspirasi bila mau kita bagikan.
PelajaranBerharga
Dari perjalanan ini, saya belajar beberapa hal penting:
· Kreativitas bisa lahir dari hal-hal kecil di sekitar kita.
· Anak-anak lebih semangat belajar jika hasil karyanya nyata dan dihargai.
· Menulis praktik baik adalah cara untuk berbagi inspirasi, sekaligus memberi penghargaan pada diri sendiri dan siswa.
Penutup
Cerita “Dari Telang ke Festival” bukan sekadar pengalaman mengajar, tapi bukti bahwa pembelajaran sederhana bisa tumbuh menjadi kebanggaan besar. Siapa sangka, dari sekuntum bunga telang lahir semangat, kreativitas, dan rasa percaya diri anak-anak untuk terus berkarya.
Penulis:
Ratnawati
Guru SDN 1 Pasawahan
