image

Admin Dinas Pendidikan

27 Desember 2022

4638x Dilihat
Catatan Kecil : Perjuangan dan Tantangan Guru Penggerak dari Kaki Gunung

Oleh : Isep Suprapto

Pengajar Pratik CGP Angkatan 5 Kab. Purwakarta/KS SMPN 3 Tegalwaru, Purwakarta

 

disdik.purwakartakab.go.id -- Guru Penggerak yang lagi booming terdengar dan tersimak dokumentasi aktivitas  Pendidikan Guru Penggeraknya diberbagai medsos adalah sebuah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang  diharapkan besar munculnya berbagai perubahan nyata bagi pendidikan di negara ini. Seorang  guru disebut guru penggerak jika guru tersebut  telah memiliki sertifikat khusus yakni sertifikat guru penggerak setelah mengikuti serangkaian Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan.

Ada 4  kompetensi guru penggerak  yang  yakni,

1). Mengembangkan Diri beserta Orang Lain.

2). Memimpin Proses Pembelajaran,                     

3). Memimpin Pengembangan Sekolah,

4). Memimpin Manajemen Sekolah. Semua  kompetensi tersebut  harus diraih dan diaksinyatakan oleh para  guru penggerak.

                                                                                                                    

Eksistensi guru penggerak bisa  melahirkan  berbagai praktik baik pembelajaran yang bisa dibagikan dan saling berbagi diantara guru seluruh Indonesia. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran  apalagi mereka yang mengajar di wilayah pedesaan yang  jauh dari pusat kota. Sebuah tantangan  yang  penulis  saksikan dan dokumentasikan sendiri selama mendampingi atau  membersamai  guru penggerak. Para guru penggerak yang mengajar  di sekolah di daerah pedesaan kaki Gunung Parang dan Gunung Bongkok, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten  Purwakarta dengan berbagai latar belakang siswa dan keluarganya adalah  sebuah  cerita yang penuh  perjuangan yang bisa direfleksikan dan ditestimonikan oleh  para  guru penggerak  sendiri. Semua terekam semenjak mereka mendaftar  sebagai  Calon Guru Penggerak sampai lolos dan berakhir di kegiatan Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar.

 

Berbagai  catatan tantangan, hambatan  serta  minimnya  sarana  terutama  jaringan internet  serta  sering  padamnya  aliran listrik  adalah  cerita  nyata  para  CGP selama  mengikuti  pendidikan guru penggerak angkatan 5 ini. Namun  semua itu  bisa dilalui seperti  air  mengalir dengan tenang di sungai  berkat  keseriusan dan kefokusan dalam menyimak dan mengikuti pembelajaran yang berisi materi-materi yang “luarbiasa” dalam modul-modul yang  tersedia di LMS  dalam rangkaiaan Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan ini. Disamping itu juga dalam hal kesiapan belajar, minat belajar dan profil atau gaya belajar siswa harus diperhatikan oleh guru penggerak. Perjalanan tugas  sebagai PP  saat mendampingi Calon Guru Penggerak yang bertugas mengajar disekolah  dikaki Gunung di daerah  pedesaan yang sangat  jauh  dari perkotaan  selalu memantik  kalimat  semangat dan dorongan untuk para CGP bisa menerapkan nilai  karakter tanggung jawab dan kemandirian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas dengan pendekatan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang bermakna dan menyenangkan.

Guru adalah sebuah  profesi  yang tugasnya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, hingga melakukan evaluasi para siswanya melalui pendidikan. Dan seseorang guru yang  telah menjadi guru penggerak diharapkan dan ditunggu aksi nyatanya di lapangan.

 

Di akhir  tulisan ini sebuah harapan besar  bagi guru penggerak harus  mempunyai kemampuan  

1). Merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan berbasis data.                      

2). Berkolaborasi dengan orangtua, rekan sejawat, dan komunitas untuk mengembangkan visi, misi, dan program satuan Pendidikan.

3). Mengembangkan kompetensi secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan hasil refleksi terhadap praktik pembelajaran.                                                      

4). Menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah karsa, olah raga, dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela. Semua ini hanya untuk pendidikan di Indonesia semakin maju. Aamiin.

Bagaimana Kesan Anda?

Berikan suara Anda untuk membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna.

Sangat Buruk

Sangat Buruk (0%)

Buruk

Buruk (0%)

Cukup

Cukup (0%)

baik

Baik (0%)

Sangat baik

Sangat Baik (100%)