17 April 2021
disdik.purwakartakab.go.id -- Bumi Langit adalah nama salah satu kawasan terpadu yang menerapkan permakultur dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Saling ketergantungan hidup antara manusia dan alam, dapat langsung kita saksikan di sini. Tempat ini menawarkan hal berbeda dari tatanan hidup manusia modern yang sudah mulai terkikis nilai-nilai etika yang menjadi dasar dalam hubungan manusia dengan alamnya dan antar manusia itu sendiri.
Bumi Langit berada di kawasan perbukitan diatas kota tua Imogiri, tepatnya di jalan Imogiri Mangunan KM 3, Desa Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Jogyakarta. Tanah yang sebelumnya tandus, diolah dengan prinsip permakultur sehingga kini menjadi tanah produktif dan subur dengan keindahan tumbuhan Anual, Bineal, dan Parenial yang bisa kita konsumsi dan memberikan kesehatan bagi tubuh.
Bapak Iskandar Woworuntu adalah sosok di balik berdirinya Bumi Langit. Beliau seorang mualaf yang asalnya tinggal di Bali kemudian memutuskan pindah ke Yogjakarta. Tujuan pindah ke Yogjakarta, beliau berharap dapat lebih dekat dengan para kyai untuk mendalami ilmu agama Islam.
Pada Tahun 2006 Bapak Iskandar Woworuntu mulai merintis lahan tersebut dengan nama Bumi Langit, yang memiliki tanah seluas tiga hektar. Menurut penjelasan beliau, didirikannya Bumi Langit merupakan bagian dari perjalanan spiritual yang cukup panjang dan bertitik tolak dari permasalahan hidup manusia yang banyak mengalami krisis terutama krisis ahlak/adab/ kemuliaan.
Menurut beliau, selama ini pendekatan manusia terhadap alam adalah pendekatan berlebih. Maksudnya, manusia sudah mengambil lebih dari haknya terhadap alam. Sedangkan ridho Allah SWT. akan diberikan bila telah mendapatkan ridho dari mahluk, dalam hal ini konteksnya adalah alam. Inilah yang menyebabkan terjadinya krisis ahlak terutama pada alam. Karena tidak mendapat ridho dari alam, maka kita tidak bisa membangun tatanan manusia yang lebih baik. Sejatinya apa yang disampaikan oleh Pak Iskandar adalah ajaran leluhur nenek moyang kita yang selama ini sudah banyak kita tinggalkan.
Bumi Langit merupakan tempat untuk menegakkan kembali ahlak yang benar, berkaitan dengan tanggung jawab manusia kepada alamnya. Adapun konsep yang diterapkan dalam mengembangkan Bumi Langit adalah permakultur yaitu teknik ekologi atau desain lingkungan yang berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam. Mereka mengambil dan mengolah dari yang mereka tanam sendiri. Semua bahan baku yang diperlukan disiapkan sendiri mulai dari hasil pertanian, peternakan sapi, ikan, ayam, dan lain-lain.
Saat mengunjungi Bumi Langit, saya bersama Tim pengembang Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta berkesempatan berkunjung dan belajar praktik baik yang sudah diterapkan di Bumi Langit. Nuansa alam terasa sangat kental yang menjadikan pengunjung merasa bersatu dengan alam. Hawa sejuk, pemandangan hijau, dan suara binatang yang hidup di alam bebas tiada henti bersahutan, menjadikan suasana semakin nyaman dan tenang. Terutama suasana ini sangat terasa saat tiba di mushola yang terbuat dari bambu dan kayu, serta berjendela sangat lebar.
Selain itu terdapat tempat-tempat yang sangat penting sebagai pusat kehidupan di kawasan ini. Mulai dari bio gas digester sebagai pengolahan limbah kotoran hewan dan manusia, kolam pengolahan limbah cair dari dapur, kamar mandi, dan lain-lain yang diproses menjadi sumber air sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk beternak ikan, juga untuk menyiram tanaman-tanaman.
Masih di kawasan yang sama, terdapat tempat beternak cacing, kelinci, ayam, bebek, angsa, kambing. dan sapi. Tempat-tempat pembuatan kompos pun bertebaran di berbagai tempat. Semua sampah organik dikumpulkan dan diolah menjadi kompos dengan berbagai cara yang nantinya dipakai untuk menyuburkan tanah.
Berbagai jenis tanaman tumbuh sangat subur. Kemajemukan tanaman di terapkan dalam sistem tanam. Tanaman umbi-umbian dan buah-buahan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan untuk kebutuhan restoran yang terdapat di kawasan Bumi Langit. Namun selain tanaman yang berguna sebagai pangan, di sini juga terdapat tanaman dengan kegunaan tertentu. Misalnya tanaman bambu yang berfungsi sebagai pemecah angin dan tanaman bunga yang berfungsi sebagai penarik perhatian serangga agar tidak menganggu tanaman yang lain.
Tempat terakhir yang sangat mengundang minat pengunjung adalah dapur Bumi Langit. Dapur dianggap sebagai jantung kehidupan dari sebuah rumah dan menjadi sumber keberkahan. Keberkahan tersebut diperoleh dari serangkaian proses panjang pangan yang membekali penghuninya untuk menjalani kehidupan.
Di dapur inilah pada akhirnya semua produk yang dihasilkan mencapai nilai puncaknya. Menurut Pak Iskandar Woworuntu, produk yang dihasilkan tersebut bukan hanya memperhatikan segi rasa dan estetika, namun harus menghasilkan produk yang baik ( thoyib) dan berkah. Untuk menghasilkan produk yang thoyib dan berkah, semua pengolahan harus dimulai dari niat yang baik. Niat yang baik harus dilengkapi dengan ilmu untuk mewujudkannya.
Adapun berbagai produk yang disajikan di Dapur Bumi Langit terdiri dari minuman dan makanana sehat. Minumannya terdiri dari kombucha, kefir, berbagai jenis jus buah, wedang uwuh, mint serai, kopi, dan lain-lain. Sedangkan produk makananya terdiri dari roti shorgum dengan berbagai selai buah-buahan, nasi beras coklat, nasi goreng kecombrang dari beras coklat, nasi campur, sup ikan patin, ayam goreng kecombrang, mie kuah terbuat dari singkong, urap, dan berbagai jenis tumis sayuran.
Pengunjung pun bisa membeli buah tangan untuk dibawa pulang dari Kawasan Bumi Langit, seperti madu, kopi, mie singkong, berbagai selai buah-buahan, bahkan bisa membeli scooby atau “jamur” kombucha. Dengan membeli scooby, maka pengunjung dapat membuat kombucha sendiri di rumah masing-masing.
Bumi Langit juga merupakan ruang publik untuk belajar tentang pentingnya hubungan manusia dengan alam. Oleh sebab itu Bumi Langit membuka pelatihan untuk siapapun yang tertarik dan ingin mendalami tentang konsep permakultur.
Mengunjungi Kawasan Bumi Langit dapat menginspirasi anak negeri ini untuk menciptakan kemandirian pangan tanpa merusak lingkungan, bahkan menumbuhkan rasa cinta terhadap alam. Dengan tumbuhnya rasa cinta terhadap alam, dapat menuntun tumbuhnya rasa cinta terhadap sesama dan Sang Maha Pencipta jagat raya.
Tim Pengembang Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta sangat beruntung diberikan kesempatan untuk mengunjungi Kawasan Bumi Langit. Kegiatan yang dilaksanakan di Kawasan Bumi Langit sangat berkaitan erat dengan Program Tatanen di Bale Atikan (TdBA). TdBA merupakan gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.
Konsep permakultur yang diterapkan di Kawasan Bumi Langit adalah konsep yang sama yang diterapkan pada program TdBA. TdBA diharapakan menjadi solusi atas berbagai persoalan ekologi yang terjadi saat ini. TdBa juga diharapkan menjadi role model pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis. Semua pihak ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan lingkungannya.
Untuk mencapai harapan tersebut, Kadisdik Kabupaten Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd. menyatakan bahwa program ini telah disiapkan semaksimal mungkin. Mulai dari membuat grand design TdBA dalam bentuk panduan, regulasi dalam bentuk peraturan bupati, dan menyiapkan pelatih yang tersertifikasi, sehingga TdBA dapat dilaksanakan secara terstruktur, sistematis, dan massif.
Semoga kehadiran Bumi Langit dan TdBA dengan menerapkan konsep permakultur dapat menjadikan bumi sebagai satu kesatuan ekosistem sehingga harmoni seisi bumi dapat terwujud di alam ini.
di tulis oleh : Elya Ratna H