21 Agustus 2023
Purwakarta, (21/08/2023) - Indonesia tidak hanya merdeka dari penjajahan tapi Kurikulum pendidikan kita juga juga menjadi merdeka. Namun merdeka disini bukan bebas dari pembelajaran tetapi guru maupun dinas pendidikan diberikan kebebesan untuk membuat inovasi baru dan kreativitas dalam pembelajaran agar peserta didik mendapatkan proses belajar yang menyenangkan dan ilmu yang diajarkan tetap bisa diserap oleh peserta didik tersebut.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh salah satu guru di SDN 2 Plered. Adalah Ibu Fitria Aprianti, wali kelas IV dan merupakan salah satu guru penggerak angkatan 7 yang baru saja lulus. Selama proses mengajar, Firtria mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan membuat metode pembelajaran matematika agar tidak membosankan dan seru bagi peserta didik. Dalam mengajar, Fitria menggunakan alat sederhana yang dibuatnya dari kertas karton atau kardus untuk kemudian dibuat menjadi permainan yang berisi pembelajaran.
“Saya ingin menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, menyenangkan, bermakna dan konstekstual. Sehingga matematika itu tidak lagi menakutkan bahkan menjadi pelajaran yang menyenangkan. Anak-anak lebih mudah memahami dan tujuan pembelajaran menjadi lebih maksimal. Meskipun dengan permainan, tetapi tidak keluar dari jalur mengajar supaya tujuan pembelajaran tercapai di akhir fase” ungkap Fitria.
Peserta didik pun terlihat semangat dan senang dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Menurut beberapa peserta didik, pembelajaran matematika menjadi lebih seru dan menarik.
“Saya menyukai matematika karena belajarnya sambil bermain” kata Yuna siswa kelas IV
“Saya jadi lebih hapal perkalian maupun pembagian” kata Rasyid masih siswa kelas IV
Menurut Kepala SDN 2 Plered, Ibu Cicah Sunarsih sebagai sekolah penggerak terus berupaya meningkatkan kualitas guru agar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Mengajar anak dengan cara yang menyenangkan seperti yang dilakukan salah satu gurunya dengan mengajar matematika dengan game.
“Matematika awalnya sangat menakutkan karena pelajarannya sulit tetapi setelah gurunya menyampaikan dengan cara kekinian yang disukai oleh anak terutama setelah adanya guru penggerak, mereka kemudian terapkan sedikit demi sedikit proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa” Ujar Ibu Cica.
Masih menurut Ibu Cicah, SDN 2 Plered meskipun memiliki murid dengan jumlah yang sedikit, namun untuk pembelajaran semakin hari semakin meningkat dalam proses pembelajarannya. Itu terjadi karena ada komunitas belajar yang setiap sebulan sekali mengadakan pertemuan. Kegiatan tersebut untuk membahas kendala guru dalam proses pembelajaran untuk kemudian dicarikan solusinya. Sekolahnya juga berusaha meningkatkan literasi dan numerasi dengan mengubah metode pengajaran sehingga murid nyaman dan senang selama proses belajar. (MH/Red)